Welcome to my blog

Minggu, 13 Februari 2011

Demokrasi itu lebih dari sekedar kebebasan berbicara


Demokrasi itu lebih dari sekedar kebebasan berbicara
oleh : dr. Zukhrofi Muzar

Baru-baru ini diadakan International Conference Workshop of Democracy Education at Municipal Level (Local Democracy) di Medan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk merumuskan rekomendasi dalam pengembangan pendidikan demokrasi lokal yang dapat diterapkan di negara-negara di wilayah Asean. Dalam survey yang dilakukan, ditemukan bahwa guru dan murid di propinsi kekurangan skill dan pemahaman tentang demokrasi lokal. Kenyataan ini menggelitik penulis untuk membahas tentang apa itu demokrasi. Demokrasi seharusnya tidak hanya dipahami oleh akademisi, tokoh politik, mahasiswa, guru, tokoh masyarakat, melainkan oleh semua masyarakat Indonesia yang berumur di atas 17 tahun atau kawin, dengan kata lain memiliki hak memilih dalam pemilihan umum. Kehidupan yang demokratis dalam konteks sistem desentralisasi yang kita anut sekarang berarti mengaplikasikan nilai-nilai demokrasi bukan hanya dalam konteks nasional, tapi juga dalam konteks lokal. Namun selama ini, mungkin demokrasi hanya dipahami oleh segelintir orang yang berkecimpung di pemerintahan, politik sehingga demokrasi sendiri belum dapat kita lihat aplikasinya sepenuhnya.

Toleransi, HAM dan Civil Society

Jika kita membahas tentang demokrasi, maka tidak bisa dilepaskan dari Toleransi, Hak Asasi Manusia (HAM) dan Civil Society. Memijak-mijak nilai-nilai toleransi, HAM dan civil society sama dengan memijak-mijak demokrasi.

Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi "kelompok" yang lebih luas, misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. (wikipedia).

Toleransi dilaksanakan dalam rangka menjunjung tinggi Hak Asasi manusia (HAM). Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang dimiliki oleh setiap umat manusia sejak terlahir di dunia. Hak tersebut menyatu dalam diri seseorang tanpa mengenal bangsa, warna kulit, agama, afiliasi politik dan lain-lainnya. Semua orang terlahir dengan hak yang sama sama tanpa pengecualian. (wikipedia) Terdapat 10 hak dasar dari setiap manusia yang wajib dijamin oleh setiap negara, yaitu: Hak Untuk Hidup, Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan, Hak Mengembangkan kebutuhan dasar, Hak memperoleh keadilan, Hak atas kebebasan dari perbudakan, Hak atas rasa aman, Hak atas kesejahteraan, Turut serta dalam pemerintahan: hak pilih dalam pemilihan umum dan hak untuk berpendapat, Hak perempuan dan Hak anak. Sepuluh hak dasar ini diawasi pelaksanaannya oleh KOMNAS HAM.

Nilai-nilai toleransi dan HAM tersebut diaplikasikan dalam hubungan sosial antar kelompok-kelompok yang disebut dengan Civil society. Civil Society dimaknai sebagai organisasi-organisasi yang tumbuh di masyarakat dalam menjalankan proses demokrasi. Prinsip civil society menurut Chandoke, adalah: kritis, rasional, dan kegiatan publik (ucapan dan tindakan). Civil society adalah media bagi individu-individu dalam menjalankan tanggung jawab sebagai warga negara.



Demokrasi transisi di Indonesia

Sejarah kehidupan demokasi di Indonesia dimulai dari demokrasi liberal (masa kemerdekaan), demokrasi terpimpin, (masa Soekarno), demokrasi Pancasila (masa Soeharto), dan demokrasi transisi (sekarang ini). Transisi demokrasi adalah suatu terminologi yang diberikan atas suatu negara yang mengalami perubahan mendasar ke arah sistem demokrasi. Transisi demokrasi akan memberika dampak-dampak signifikan khususnya di sektor politik, ekonomi, pemerintahan, dan keamanan.

Jack Snyder, penulis buku From Voting to Violence: Democratization and Nationalist Conflict, 2000,. Dalam uraiannya sejarah menunjukkan, demokratisasi, tepatnya masa transisi ke arah demokrasi, sering menimbulkan perang, SARA, bahkan disintegrasi negara-bangsa. Dalam hal ini pemerintah bertanggung jawab untuk mencegah beratnya dampak sosial yang ditimbulkan oleh demokratisasi. Karena dalam demokrasi, kekuatan pemerintah adalah hukum, yang jelas dan tegas batasannya. Hukum wajib melindungi seluruh warga negara termasuk kaum miskin dan minoritas, bukan kaum yang berduit dan mayoritas saja.

Di sektor ekonomi, Amartya Kumar Sen, penerima nobel bidang ekonomi menyebutkan bahwa demokrasi dapat mengurangi kemiskinan. Namun ini bisa dicapai jika didukung oleh kebijakan legislatif dan program eksekutif yang pro-rakyat. Jika mengacu pada data Bank Dunia 2009 berdasarkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB), Indonesia berada di level 18 dunia. Indonesia masuk dalam G-20, kumpulan 20 negara dengan volume ekonomi terbesar di dunia. Namun wajar PDB Indonesia besar karena jumlah penduduk yang besar dan masih tergantung produk impor. Angka kemiskinan di Indonesia pun masih begitu-begitu saja. Berdasarkan data badan Pusat Statistik (BPS) per maret 2010, masyarakat miskin Indonesia mencapai 13,33 persen atau sebanyak 31,02 juta orang. Lemahnya ekonomi kan berdampak pada masalah Sumber Daya manusia (SDM). SDM yang buruk akan memperlemah demokrasi.

Pemberantasan korupsi di lembaga-lembaga pemerintah adalah langkah yang baik dalam demokrasi transisi. Namun perjuangannya masih terkendala oleh tradisi politik feodal, birokratis dan sentralistik yang sudah mengakar. Hasil survei Political and Economic Risk Consultancy (PERC) Indonesia menempati urutan pertama alias menjadi negara terkorup di Asia, dengan skor 9,25 (2004), kemudian 9,10 (2005) dan 8,16 (2006).

Tanggung jawab warga negara dalam kehidupan demokrasi

Tanggung jawab warga negara dalam demokrasi adalah partisipasi, kesopanan, kesabaran. Untuk kesuksesan demokrasi, warga negara harus aktif, tidak pasif, karena mereka tahu bahwa kesuksesan dan kegagalan pemerintah adalah tanggung jawab mereka, bukan orang lain. Minimal, warga negara harus mengedukasi dirinya tentang isu-isu kritis yang sedang dihadapi masyarakat, sehingga mereka bisa memberikan suara nya (voting) secara cerdas.

Warga negara harus belajar tentang apa itu demokrasi. Demokrasi bukanlah kebebasan penuh, melainkan sebuah bentuk pelembagaan dari kebebasan (the institutionalization of freedom). Demokrasi memang memiliki ide dan prisip tentang kebebasan, namun juga terdiri dari praktek-praktek dan prosedur-prosedur yang telah terbentuk melalui proses yang panjang. Kebebasan ekspresi dan berbicara, khususnya tentang isu politik dan sosial, adalah sumber hidup demokrasi. Kebebasan berbicara adalah hak yang fundamental, tapi bukan absolut dan tidak boleh digunakan untuk menimbulkan atau menghasut terjadinya kerusakan, intimidasi dan subversi dari institusi demokratis. Masyarakat yang demokratis berkomitmen terhadap nilai toleransi, kerjasama dan kesepakatan. Menurut Mahatma Gandhi, "Intoleransi adalah cikal bakal dari kekerasan dan sebuah masalah terhadap tumbuhnya semangat demokrasi yang sesungguhnya.” Sikap intoleransi adalah cikal bakal tindakan anarkis dan munculnya disintegrasi bangsa.

Transisi demokrasi di Indonesia yang sedang berlangsung ini, memang cukup berat, namun akan berjalan dengan baik jika mendapat dukungan penuh dari masyarakat dengan lebih memahami tentang apa itu demokrasi dan belajar mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, demokrasi itu lebih dari sekedar kebebasan berbicara.

Rabu, 25 Agustus 2010

Fenomena dokter baru tamat

Salam sejawat,

Sebelumnya saya mohon maaf jika dalam penyampaian ada yang menyinggung hati kolega sekalian. Saya akan membahas tentang yang saya anggap urgent untuk memperjelas nasib dokter umum baru tamat.

Setelah lulusan para dokter umum di Universitas negeri pun tidak lagi diakui pemerintah, maka kami dokter lulusan negeri masih ikut saja terhadap aturan bahwa harus mengikuti ujian kompetensi dokter indonesia (UKDI).

Kami pun mengikuti ujian, dengan materi ujian yang hampir 100% diambil dari bahan kapita selekta yang notabene menjadi acuan pegangan anak FK UI. Walaupun terkadang ilmu yang kami dapatkan tidak sesuai dengan isi kapita selekta, tapi yaah,, harus tetap diikuti, agar LULUS UKDI.

Sebelum mengikuti ujian UKDI- program yang menelan dana yang cukup besar ini- Kami pun harus "membayar" program pemerintah ini, seolah-olah siapapun yang membuat program ini "kurang anggaran". Dan kami pun membayar pelaksanaan program ini, untuk memperjuangkan nasib kami.. Ya,, tamat dokter tanpa ujian UKDI alamat pengangguran. Atau.. kalo coba-coba praktek, alamat berhubungan dengan hukum... nasib..nasib...

Oke, Kami bayar, ikut ujian, kemudian lulus. Tentunya segala sesuatu yang diawali dengan memberikan "bayaran" tentunya harus mendapatkan kontrapretasi yang sesuai. Kalau tidak.. ya itu namanya dibodoh2in!!

Beberapa hal yang menurut saya sudah tidak benar lagi antara lain :

1. Pelayanan petugas administrasi
Saya sangat kecewa dengan para petugas administrasi di KKI. Mereka tidak bertindak seperti melayani. Sebaiknya mungkin lebih baik diambil pegawai Bank aja kali ya. Saya yakin akan jauh lebih ramah.

2. Kerjasama administrasi KDI-KKI
Kami disuruh mengirimkan legalisir ijazah dokter ke KDI. Katanya KDI akan mengirim seluruh berkas ke KKI. Tapi sewaktu meminta resi ke KKI, petugas KKI bilang "dokter ijazah nya mana?? dokter ga bisa ambil resi kalau tidak melengkapi ijazah sekarang". Kesannya saya yang salah!. (teman saya pernah mengalami leges ijazah 2 kali, jadi saya masih lumayan sih baru sekali :-p)
Kami pun mengecek legalisir ijazah tadi ke KDI (Karena ada kami tidak ada pertinggal leges ijazah teman-teman yang dikirim dari Medan) dan mendapatkan bahwa leges ijazah kami hilang!

3. Posisi kantor KKI
Menurut Saya dan dari masukan dari beberapa temans, posisi kantor KKI itu sangat tidak strategis untuk lembaga "sepenting" KKI. Saya seperti mencari alamat rumah teman yang tinggal dikompleks. Alangkah mudahnya jika terletak dipinggir jalan besar, atau lebih baik lagi ga usah la jauh-jauh dari IDI/KDI. Kok kalian berjarak? seperti "lagi marahan gitu deh... :-p

4. Waktu penerbitan STR harus lebih cepat dan serentak
Mohon lah lembaga lembaga yang ngurusin STR ini mbok kerjasama dengan depkes. STR ini kita butuh utk cari kerja, bukan utk pajangan!. Kalaulah STR ini keluarnya tidak sinkron dengan dibukanya PTT oleh depkes, kesian dong temen-temen yang udah lulus UKDI, tapi masih dihambat-hambat untuk mengabdi di kampung-kampung...

Nah, mengenai penerbitan STR, kalau mau adil ya harus serentak. Mau asal universitas nya dari jakarta, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, atau Papua, harus sama dong. Prinsip keadilan harus dipegang, biar kami yang di daerah ga iri, dan harus ronggoh kocek lagi utk pesen tiket ke Jakarta agar keluar STR lebih cepat.

Itulah sederet hal-hal yang harus dievaluasi agar tidak makin banyak lagi temen-temen kolega saya yang baru tamat untuk masuk dalam fenomena dokter pengangguran!

Salam sejawat

Kamis, 17 September 2009

The fate of decentralization by the health sector in Indonesia

By : Zukhrofi Muzar

By implementing decentralization of the health sector in Indonesia, it will give a larger authority for province authorities to handle health problems faced in each provnce by itself. Of course it will narrow “the area” of departement of health in implementing health policies in Indonesia. The centralization pattern of the previous government has become attached in government practice, thus It can lead to conflict of bureaucracy when facing to decentralistic system with its bottom-up model like happens today.

It’s a natural that a system will sustain its inertia if changing happens, likewise with this reformation from centralization to decentralization. But if the government does not hustle to take a stance of this chance effectively, in other words lack of province authoritries responses, it will affect to implementation of decentralization partially, where the central government remain its stranglehold as a main role that actually ought to be at the province government use.

The existence of decentralization policy will bring about a broad implication to province government and community. It can be positive impacts and negative impact too. The positives are : 1) Realization of health development democratically based on people aspiration, 2) Equality of health development and services, 3) Optimalization of potency of health development in province and rural areas that is not cultivated so far, 4) To urge the initiatives and creative attitudes of province government apparatus that is only refer to boss instruction before, 5) To develop a pattern of independency in health services (Including the health financing) without overlooking other sectors role. The negatives come up from government duty of health which ues of the policy comes out from the central government, to be required to make their own programs and policy. If the province government doesn’t have reliable resources to analyze needs, to evaluate programs, the programs that will be made will be pointless and a waste of funding. On that note, the control of funds must be noticed to avoid corruption.

Current decentralization requires more cutting-edge of bureaucracy in government apparatus. This becomes a hurdle since this change needs longer time and commitment from government apparatus.

Law 32/2004 has explained how genuine of reformation from centralization to decentralization is. But in the decentralization of health sectors, there is inequality remaining between vision of province and central government. Implementation of health decentralization is ideal as an attempt to realize Indonesia’s vision in 2010, to be realized soon, since it took long time to make the law. So, there must exist a synergy between the commitment of central government to run the health decentralization integrally and to accelerate and boost province authorities resources in the struggle for health decentralization and at the same time to be responsible for the guarantee quality of implementation health programs in province and rural areas.

Selasa, 08 September 2009

Asean youth backpacking school program


Asean youth backpacking school program :
an effective way to build asean community 2015

-Zukhrofi Muzar-

The meeting of 14th ASEAN Summit decided to promote youth traveling in ASEAN and announced that from 2009 to 2010 will be the Youth Travelers’ Year. The ASEAN countries seeked solutions for boosting their own tourism industry addressing issues such as the high costs of international traveling and the global economic downturn.

With such problems mentioned above, how can the ASEAN youth feel the sense of “ASEAN-ness” if they don’t have the opportunity to go out of his/her country? Visiting other ASEAN countries, and having friends of different ASEAN nationalities are some ways of building a better understanding of the different communities found in the region.

Currently, only a small percentage from the youth sector of developing countries experience traveling abroad. The opportunity is only open for the best students from the best schools. How about the other students that don’t excel as much as their schoolmates? Don’t they deserve to take part in building an Asian community too? What should they do, just depend on mass media in relying information about the ASEAN member counties, or use social networking sites such as facebook to build connections? It is not adequate to get the real feeling of “Aseanness” and get friends amongst cross-country should one opt to do this.

The International Year of Youth Travellers announced by ASEAN should be supported by every government to make a program to ease the youths’ burden when traveling abroad. One key factor is for every country’s government to sign trade agreements with airlines that offer cheap fares when traveling abroad. A partnership between the different airline companies and ASEAN member-states will help boost youth traveling within the region. This essay supplies suggestions regarding the youth backpacking school program of the recently concluded ASEAN Summit.

The term of backpacking has historically been used to denote a form of low-cost, independent international travel. Backpacking has long been a part of the American and European customs. Among the youth of the said region, the youth sector has made backpacking part of their culture. Backpacking usually happens during the summer breaks and the youth spend their own money earned either from doing a part-time job or from the allowance their parents gave. This is not true in the ASEAN region since only a small percentage of the youth sector have part-time jobs. Salaries as well is not enough or sufficient to support a backpacking travel within the said region..

Backpacking is perceived as being more than a vacation, but a means of education. There are three main benefits of backpacking activity. The first is to build self-confidence. In backpacking, people meet different people. For example, while walking, you might need to ask for information about a certain area or interest. Backpackers should not be shy to ask. In spending money, energy and time as effectively as possible, they must be confident to ask local people or other travelers. Another circumstance is when, for example, backpackers should speak up when they feel they have been offended or if there is a need to say something is important, so in this way, the chances of being tricked upon will be lessened. It is important that the youth today expand their connections among other youths from other countries. The second is to build leadership. Backpacking is a test of leadership skills. For example, backpackers plan, organize and decide important steps in order to make their “adventure worthy”. Taking risks with knowledgeable deicisons as well creates a more sense leadership among the youth. Backpackers also adapt to change, may it be social, physical or cultural change. Adaptation skills foster among leaders and can be used Asian youths to take role in international activities, so they can utilize Asean youth links not only for have friends but they have to be able to maintain their relationship to make a joint project or to collaborate projects beneficial for the society at large in future. The third benefit from backpacking is widening our insight and to build a new framework. Seeing directly what happens in other countries and witnessing real-life situations creates new insight and point-of-view about what’s the importance in life and how to prioritize. In one of the lectures I attended, someone said that ”people who experienced living abroad is having a better way of seeing something happen around them”. I agree with her opinion. By having a broad insight and better framework, it is a key of success in life and career in future. If Asian youths do backpacking, ultimatey they will pursue a reformation of the self and identity to become the future leaders of the ASEAN community.

Going back on the issue of incorporating backpacking into a extracurricular school program, the school’s role is important in assuring that backpacking as part of education will boost the performance of the students. By being part of education, this program surely becomes more popular and easier to be accepted by students and their parents. Through this program in school, it will emphasize the benefits of backpacking among ASEAN youths, just like what is happening among those youths found in Europe and the Unites States.

In order for the program to succeed, there is a need for stakeholders, students, teachers, parents, school officials, the government bodies and the private sector, to collaborate. In school for example, the backpacking school program could be incorporated with subject-disciplines, like the Social Sciences and Languages. Teachers in the said subjects could promote “Aseanness” in class, giving necessary orientation for students interested in the program. This will create students eager to learn more from their neighboring countries since their only source of information, before the backpacking program, are books and other forms mass media. The school officals must take active role on searching information about this program, since there is a possibility that information is delayed to schools in the countryside, like what often happens in Indonesia, wherein only schools in the cities get access to information first. The government agencies, particularly the the ministry of education and culture must coordinate the program and ensure that the information covers all schools in each region while the ministry of tourism builds agreements to their counterparts in the ASEAN member-states to ensure safety precautions. Since this program should follow principle as economically-viable as possible. Money spent by government agencies will assure that the traveling expenses such as airfares are bought from the private sector that offers the cheapest amount. The ASEAN Foundation can act as a link to all countries that want to carry out this program. And also, it could formulate a safety coordination for students in countries addressed to. The ASEAN Foundation will ask students participating to take an active role in promoting the program. In home-stay community, because it’s a program, there should be agenda and report of the students about activity in that community, and after going back to own country, students must present a report to school and to Asian foundation as well. Students should be encouraged to keep contact with their home-stay families in order to establish an ASEAN community.

By accomplishing this program, it hopes that students will be more interested in subjects that are important in building a sense of ASEANness and of course it will encourage shools to attain better quality of education. By introducing Backpacking Program among the ASEAN Youth within the ASEAN Community, backpacking can become a culture of Indonesian youth.


Medan, 21 Mey 2009
10.00 pm

Kamis, 23 Oktober 2008

My big passions


My big passions

Last night, I opened a website of someone extraordinary. It really motivated me to do more. I was thinking of my merits are not comparable with it. Many people have more achievements that colouring their life. I’m still nothing. I think I have wasted my life time by just sleeping, dreaming, and neglecting my bulk ideas, and being too permissive for my self. Now I really want to change myself for the better..I have to concentrate in achieving my plans in life, and especially finishing my tasks before deadline. And by this, the next plans in my life are :

Applying masters scholarships to Germany and Netherland (Nov-February)
To be active in IFMSA theme team (first online meeting will be Oct 26)
Applying to be IFMSA global health official (deadline Nov 7)
To get higher TOEFL score
Making international joint projects (target : to attend in international meeting)
Indonesia-USA
Indonesia-Sudan (its still being postponed since last year , I have been in touch with Mhd Eltaher, Sudan, O MG….)
Setting up BPN in campus
Seeking for IFMSA new agents in campus

Dear God, please I seek divine guidance to make me realize the number of plans that I have in life and to achive what I have aimed for.

Ophey
Nov 24 2008, 11.45.
In the coassistent room at RSHA

Rabu, 22 Oktober 2008

Rutinitas vs kreativitas


Rutinitas vs kreativitas

”Tiap pagi, pergi ke rumah sakit, periksa pasien, mengurus administrasi koas. Di koas secara otomatis harus ikt ”diskusi-diskusi informal” yang aq pun terpaksa harus mendengarnya..Lalu siang pulang, dan belajar untuk menghadapi responsi besoknya.”

Itulah rutinitas yang setahuku adalah hal terpenting yang berkontribusi dalam mematikan potensi tiap manusia. Semua rutinitas yang ada bener2 menonaktifkan kerja otak kanan.

Alhamdulillah aku masih punya sedikit kesadaran untuk tetap mempertahankan otak kanan ku dengan menulis, berorganisasi, buka wawasan lewat internet, menyanyi, nambah teman-teman internasional di FB, dan ikutan workshop-workshop.

Alhamdulillah ya Allah kau beri aq kesempatan untuk dapat beasiswa workshop sekali lagi, moga ini bukan kali terakhir..minggu depan aq berangkat ke Thailand, Ya allah lindungi aq dmn pun aq berada...

Aq yakin sekali bahwa apa yang kulakukan selama ini akan mampu melejitkan kemampuan otak kanan ku, sebuah nikmat Allah yang membuatku mampu kreatif, insya allah dalam menyelesaikan masalah-masalah hari ini, dan masa depan..semoga masalah-masalah yang ku selesaikan di masa depan nanti, adalah masalah banyak orang, bukan hanya masalah beberapa orang yang terbalaskan dengan sebuah upah...

Inilah semua yang tetap mempertahankan eksistensiku, semoga semangat ini tak kan sirna.....

Ophey
”While having lunch”
21 okt 2008, 16.00.

Minggu, 19 Oktober 2008

Asia Pasific Regional Meeting-International federation of Medical Students Association 2007











Asian Pasific Regional Meeting 2007
Osaka Japan
International Federation Medical Student Association




Ditulis oleh bang Ali (Universitas Yarsi)


(Saya: Bang Ali), dan Aq juga bagian dari delegasi ISMKI dalam acara ini.




17 Maret 2007



Saya bersama burhan dari Undip(kebetulan dia menginap di tempat saya).Dan juga bertemu Putri dari UMJ.
Maka kami berangkat pukul 18.20 dari bandara Sukarno Hatta menggunakan Malaysia Airlines menuju Kuala Lumpur International Airport untuk transit ganti pesawat.
Kami sampai di Kuala lumpur pukul 21.30 waktu setempat.
Lalu disana kami bertemu Retha UI yg berangkat dr jakarta dg penerbangan setelah kami.
Menurut Retha, opi dari USU jg sudah berada di Kuala Lumpur,tp kami sampai tiba giliran naik pesawat selanjutnya,tidak bertemu dengan opi.
Maka pukul 23.55 kami berangkat dengan menggunakan pesawat Malaysia Airlines boing 767.. menuju Kansai International Airport,Osaka Jepang.
Perjalanan memakan waktu kurang lebih 5 jam


18 maret

Berada di dalam pesawat boing 767..mengingatkan kenanganku akan kepergian ke eropa piala dunia 2006 yg lalu..
Sesampainya kami di Kansai Airport,Osaka..pukul 07.00 pagi..
Kami mengurus imigrasi dan bagasi..
Setelah itu kami berempat keluar,dan bertemu Opi dari USU....
Dan kami bertemu penjemput kami,Takuya,masashi juga eri...
Takuya mengatakan bahwa kami harus menunggu teman2 dari Indonesia yang ternyata delegasi CIMSA.Mereka datang satu jam setelah kami dengan menggunakan Garuda Indonesia.Udaranya sangat dingin,3 derajat .. Kami merasa sangat kedinginan dan beku...
Akhirnya kami dan rekan2 CIMSA berangkat ke Youth Osaka International Hostel dengan menggunakan bus kira2 pukul 09.30.
Sesampainya di hostel maka kami registrasi,namun kami belum bisa langsung Check in disebabkan,check in baru bisa dilakukan ba’da zuhur kira2 jam 1.
Dan langsung,setelah registrasi ada acara pertama yaitu
NEW COMER SESSION.. dr jam 11.00-12.00
Semua petinggi IFMSA memperkenalkan diri,juga panitia...
Ada sambutan dari Presiden IFMSA(Ahmed Ali), Vice President for Internal Affairs IFMSA(Zuzka), Training Director IFMSA (Louis), SCOME Director 2006-2007 (Maja), RC Asia Pasifik - Bang Farid, para Regional Assistant di Regio Asia Pasifik (Fandi (scoME), July (PE), Ivie (RA), Aamir Abbas dan Kevin (PH), Taketo (RP), serta Yoshiko Kato (IOC Chair) dan Rodger Tsai (IOC Vice Chair).
Lalu stlh acara itu,kami makan siang.Ini makan pertama ku di jepang.Susah sekali mencari makanan yang halal.
Setelah makan siang,dilnjutkan dengan NMO hour,delegasi ISMKI dan CIMSA kumpul didalam satu ruangan.Ternyata banyak juga delegasi dari indonesia.kurang lebih ada 32 orang.Perwakilan ISMKI ada 11 orang.Namun Ari dari Unila baru akan sampai nanti malam,dan Yanti dari Unissula baru akan sampai rabu depan.Jadi sampai NMO yang pertama,baru 9 delegasi ISMKI yang kumpul.
Aku termasuk yg paling tua juga..
Setelah acara NMO,dilanjutkan dengan Workshop
Dan Workshop pertama adalah seminar ttg ”MENTAL HEALTH” oleh dr.Shinfuku..
Tapi aku ngantuk berat…Jadi agak setengah sadar.Mungkin karena Jet Lag.
Y udah gpp,setelah itu,kami dibagi klmpk2 kecil dan berdiskusi tentang masalah mental yang paling mendasar di tiap negara peserta,dan yang paling banyak dan hampir ada di setiap negara adalah tentang depresi.lalu dipilih satu kelompok untuk mempresentasikannya..
Banyak rekan2 dr indonesia sbg prsentator..
Setelah workshop,maka diadakan opening ceremony,stgh jam stlh workshop.
Malamnya diadakan pesta diluar hotel.
Kami pergi dengan menggunakan bis.Perjalanan memakan waktu kurang lebih setengah jam.Tempatnya di kafe yg gitu deh.
Sesak banget,dan standing party.Trus,yg halalnya cuma kentang dan orange juice aja.
Akhirnya kami pulang jam 10.30 malam.
Dan shalat dulu sblm tidur.
Lalu Tidur...

19 Maret

Bangun pagi aku sgera sholat dan mandi..
Kamar mandi jepang aneh..
Terbuka gitu deh...
Tapi krn g ad orang,aku mandi aja...hi...
Setelah itu,sarapan pagi,dan untuk pagi hari ini ada training dari IFMSA..
Trainernya dari Taiwan,namanya ALEX.
Kebetulan tema yg aku dapet ”PROJECT MANAGEMENT”.Lumayan bagus.
Setelah training,ada lagi NMO hour..Kami kumpul lagi CIMSA ISMKI.
After that,kita makan siang..
Lalu dilanjutkan workshop kedua..
Nah ini lucunya…
Pembicaranya tentang “behaviour and mental health”to..
Ada pembicara seorang dokter..namun sangat2 tidak fasih berbahasa inggris..
Dan hal ini membuat kami bingung untuk mendengarkannya..
Namun pembicara yg wanita,seorang perawat,begitu lihai dengan inggrisnya..
Seperti biasa,kami dibagi dalam kelompok kecil dan diberi kasus,lalu salah satu kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya.
Setelah itu kami makan malam…
Dan masuk ke SCO session..
Kebetulan aku masuk ke SCORP,
Biasalah ada sambutan dari bos SCORP asia pasific TAKETO TANAKA
Ada juga presentasi dari tiap negara,tapi hanya CIMSA yg presentasi,aku bingung mau presentasi apa?soalnya ari juga belum datang dan filenya juga g begitu lengkap..jadi aku mendengarkan saja sambil belajar…
Tapi ternyata anak2 CIMSA angkatan muda,05 rata2…
Setelah semua presentasi berjalan,maka ada sambutan lagi dari Regional Coordinator Asia Pasific,Farid dari UI.Kami mendengarkan sejenak..
Setelah sambutan dari Farid,maka sesi SCO untuk hari ini sdh selesai dan aku segera mengumpulkan semua presentasi SCORP dari tiap negara..
Dan setelah itu kami mengadakan pesta di ruang makan hotel saja sampai kira2 jam 11…Pesta hari ini menghadirkan makanan dari tiap negara..
Lumayan juga..
Setelah itu tidur...tidak lupa sholat.



20 Maret

Bangun bangun..
Pagi ini kami akan menghadiri Field work..
Tapi sebelum itu,ada NMO hour dulu.Kali ini kami merencanakan cultural show.
Lalu setelah NMO hour,kami langsung menuju field work
Aku kebagian Occupational Mental Health..
Ternyata kami berangkat ke pabrik lo.. Mitsui chemical..
Disana kami mendapatkan materi tentang polyester.
Lumayan juga dikasi materi yg seharusnya dikasi ke anak Teknik..
Lalu kami diajak keliling pabrik..
Dan ternyata,pabrik ini,adalah satu dari pabrik polyester terbesar di dunia..keren..
Setelah itu kami kembali ke hotel jam 12 dan makan siang..
Setelah makan siang,maka acara dilanjutkan dengan Project Time.
Siang ini kami mendapat training ttg Project time..Kami dibuat kelompok2 kecil dan diberi pekerjaan untuk diselesaikan..dan stlh itu dipresentasikan
Sungguh menyenangkan..
Lalu setelah itu kami mengikuti SCO session yg kedua..
Nah lagi2 kami dibagi kelompok dan mengerjakan project apa yg disebut MDG atau Milennium Development Goals..
Ada 8 tujuan dar MDG.
Aku dapet yg ke empat tentang kematian bayi..
Lalu kami berdiskusi dan baru akan mempresentasikannya besok
Setelah SCO session,maka malamnya kami segera pergi lagi2 untuk pesta keluar hotel.
Tempatnya di kafe lagi.Untuk hari ini,peserta disarankan memakai pakaian khas negaranya.Acara berlangsung sampai jam 10.30 malam.
Lalu stlh itu,kami pulang kembali ke HOSTEL.
Malam ini kami mesti latihan nari buat cultural show sampai jam stgh 3 pagi..
Dan langsung tidur…



21 maret
Bangun pagi,capek bgt,soalnya kami mesti latihan nari,malam sblmnya,terutama aku,jali2 dengan anak2 cimsa,ampe jam stgh 3 malem...

bangun..
hari ini kami harus check out sblm jam stgh 8 pagi,karena cuman sampe segitu aja jatah kami..
trus semua pada sibuk deh ngurusin kopernya..

Setelah itu,biasa...sarapan pagi...
Lalu stlh itu kami melakukan Field work,khususnya aku melanjutkan occupational mental health,dari jam 9 ampe jam 3 sore....
Diskusi,diskusi dan diskusi..juga presentasi dan pemutaran film
dan abis itu kita foto2 deh..

lalu jam 3 sore dilanjutin ama SCO sessions...
ini sesi terakhir dan kami melakukan diskusi dan presentasi..
tentang MDG..
khususnya diterakhir ini,aku gabung ama anak2 cimsa buat nentuin program NMO tiap negara,he..he.. topik yg aku pegang buat presentasi mereka pilih untuk SCORP indonesia...
tapi aku suruh mereka aja yg presentasi...he..he..
yaitu tentang angka kematian bayi..

setelah sesi SCORP,kami NMO hours,dan menentukan tarian serta suguhan apa yg akan diberikan..
Setelah itu,kami mengikuti acara penutupan dan cultural show..
dan hiks2..
meskipun kita berhasil,tapi menurutku,indonesia yg plg sederhana dr penampilan cultural show..
tp gpp..
stelah itu rombongan ismki yg menuju hiroshima,ali,burhan,yanti,reta,juga opi berangkat dan pamitan ama semua juga dengan cimsa..
kami meniggalkan hotel jam 9.40...
setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke hiroshima..
kurang lebih 5 jam..
dan nyampe di hiroshima kira2 jm 3 pagi..

22 maret..

POST TOUR APRM 2007
HIROSHIMA SUMMER SCHOOL..

Kami bangun pagi2..
jam 7-8 adalah waktu sarapan pagi..
kami diberitahukan tadi malam bahwa harus kebawah..
ternyata panitia mengantar makanannya ke kamar..
y sudah

jam 9 kami berangkat dari HOTEL SUNROUTE HIROSHIMA..
menuju ke museum hiroshima..
hanya dengan berjalan kaki 5 menit dari hotel,langsung sampai disana.
Didalamnya kami melihat-lihat sejarah hiroshima dan membeli suvenir.
Setelah itu,jam 11 kami keluar dari museum menuju monumen peringatan hiroshima.
Kami dipandu oleh seorang guide,dan kami berjalan mengelilingi daerah disekitar museum hiroshima.
Tidak lupa foto2..
jalan2 lumayan jauh jg..
banyak tempat kami kunjungi..
diantaranya dome yang merupakan bangunan yang masih dilestarikan karena bentuk bencana hiroshima masih dipertahankan,hypocenter yang merupakan titik sentral ledakan bom hiroshima,monumen sadako yang merupakan salah satu legenda yang ada di hiroshima yang menceritakan tentang origami.Juga bel perdamaian.
setelah itu semua kami menyempatkan diri berbelanha ditoko suvenir.
Lalu stlh dari toko suvenir,kami ke sebuah gedung yang tidak jauh dari sana.
Sesampainya digedung,kami diberi makan siang.Lalu kami makan.
Stelah makan,ada sesi ceramah yang diisi oleh dr.Kenjiro,salah seorang saksi hidup bom atom hiroshima dan juga saksi hidup lainnya yaitu warga penduduk biasa
setelah itu kami berdiskusi tentang bagaimana pahitnya kejadian tersebut.
Sebelum berdiskusi,kami mencoba merenungkan bila kami berada di hiroshima pada 6 agustus 1945 dan pada pukul 8.15 pagi.
Diskusi berlangsung sampai jam 6 sore..
acara selesai..
lalu kami jalan2 ke toko2 di hiroshima,tepatnya di hondori.
sampe jam 8,kami akhirnya makan di restoran buffet RION,tak jauh dari hondori.
Makanannya enak.Kami juga berbincang dengan rekan dari lain negara.
setelah itu kami pulang jam 10 an ke hotel dan tidur...

23 maret..

Ayo bangun...
Kami meninggalkan hotel pukul 9.30
pagi ini kami mendapat lecture dari seorang dokter yg sangat hebat..
namanya dr.Kodama,bagus sekali pemaparan beliau tentang pengaruh bom atom terhadap kesehatan..
setelah selesai zuhur,kami berbelanja sembari menunggu waktu untuk berangkat ke osaka lagi jam 3 sore..
jam 3 sore kami berangkat dari hiroshima menuju osaka memakai bis.
akhirnya kami sampai di nanba station jam 8 malam..
kami segera menuju youth hostel..
sebelumnya kami mampir supermarket dulu..
besok jam 8 pagi kami berangkat dr hotel menuju KANSAI AIRPORT..
jadi sekarang mau tidur..capek

24 maret

Hari ini 24 maret kami akan meninggalkan jepang..
Pukul 08.30 kami meninggalkan youth hostel osaka menuju kansai airport..
menggunakan MRT..
Sesampainya di Kansai Airport kurang lebih 09.30..
lalu,karena flight kita 11.30 kita langsung boarding..
dan ngantri nya panjang...
akhirnya setelah selesai boarding kami membeli suvenir shop dahulu dan akhirnya kami masuk pesawat dan lepas landas kurang lebih 11.40
dan kami transit di malaysia kuala lumpur untuk ganti pesawat..
pada saat menulis email ini,kami sedang didalam mushola,menggunakan Wi Fi,di kuala lumpur airport..
Jam 20.35 kami akan berlepas pulang ke tanah air..
teman kami yanti tdk ikut ke jakarta krn dia berkunjung dahulu ke malaysia..
sedngkan opi??? g tau dimana di skrg..mungkin sudah di osaka..
terima kasih kepada semua pihak yg telah membantu kami selama ini...
dan pihak yg telah memberi kesempatan pada kami untuk berangkat ke jepang menghadiri aprm 2007..
tak lupa kepada orang tua kami..terima kasih ayah dan bunda..

sampai jumpa lagi..

Assalamu'alaikum..